6 Proses Terjadinya Petir saat Hujan, Simak Penjelasannya Disini!

6 Proses Terjadinya Petir saat Hujan, Simak Penjelasannya Disini!
Petir menyambar di langit Jakarta.

Petir adalah salah satu fenomena alam yang paling menakjubkan, terjadi ketika ada pelepasan muatan listrik dalam jumlah besar di atmosfer, biasanya disertai dengan kilat terang dan suara gemuruh yang dikenal sebagai guruh.

Petir bisa terjadi antara awan dan awan (petir antar-awan) atau antara awan dan permukaan bumi (petir awan-ke-bumi). Proses terbentuknya petir sangat kompleks dan melibatkan berbagai interaksi yang menarik. Berikut adalah 6 tahapan utama dalam proses terjadinya petir:

Baca juga: Tuban Resmikan Sukorejo sebagai Desa Wisata Budaya yang Menawan

1. Pembentukan Awan Cumulonimbus

Petir sering kali muncul dari awan cumulonimbus, yang besar, tebal, dan vertikal. Awan ini terbentuk ketika udara hangat dan lembap naik ke atmosfer yang lebih tinggi, mendingin, dan mengembun membentuk tetesan air. Di bagian atas awan, suhu yang sangat dingin menyebabkan terbentuknya kristal es.

2. Pemanasan dan Pemisahan Muatan

Pada awan cumulonimbus, proses konveksi (perpindahan panas) menyebabkan udara hangat naik cepat, sementara udara dingin turun. Tetesan air dan kristal es yang bergerak saling bertumbukan, menciptakan gesekan yang memisahkan muatan listrik dalam awan:

  • Muatan positif cenderung terkumpul di bagian atas awan.
  • Muatan negatif cenderung berkumpul di bagian bawah awan.

3. Pembentukan Perbedaan Muatan

Seiring berjalannya waktu, perbedaan muatan antara bagian atas dan bawah awan semakin besar. Selain itu, permukaan bumi juga bisa menjadi bermuatan positif akibat pengaruh awan bermuatan negatif di atasnya. Akibatnya, tercipta medan listrik yang sangat kuat antara awan dan bumi.

4. Pelepasan Muatan (Penyulutan)

Ketika perbedaan muatan antara awan dan bumi (atau antar awan) cukup besar, medan listrik menjadi sangat kuat. Pada titik ini, udara yang awalnya bersifat isolator akan berubah menjadi konduktor listrik. Proses ini disebut penyulutan. Muatan listrik kemudian bergerak dalam bentuk kilat. Ada dua jenis petir yang terjadi:

  • Petir awan-ke-bumi: Muatan negatif dari bagian bawah awan turun menuju permukaan bumi yang bermuatan positif.
  • Petir antar-awan: Muatan negatif berpindah dari satu awan ke awan lainnya yang memiliki muatan positif.

5. Pelepasan Energi dan Terjadinya Petir

Saat muatan listrik berpindah melalui udara, energi yang sangat besar dilepaskan dalam bentuk cahaya dan panas, yang kita lihat sebagai petir. Proses ini menghasilkan cahaya yang sangat terang dan suara gemuruh yang kita kenal sebagai guruh. Suhu di sekitar kilat dapat mencapai lebih dari 30.000 derajat Celsius, menyebabkan udara di sekitarnya mengembang dengan cepat dan menciptakan suara dentuman keras.

6. Guruh

Setelah petir terjadi, suara guruh yang terdengar adalah akibat gelombang kejut dari udara yang mengembang dengan cepat karena pemanasan ekstrem dari kilat. Gelombang ini merambat melalui udara dan menghasilkan suara keras yang kita dengar sebagai guruh.

Baca juga: UMP Jakarta 2025 Akan Diumumkan Besok, Simak Perkiraan Kenaikannya!

Secara keseluruhan, petir terjadi akibat perbedaan muatan listrik yang sangat besar antara bagian atas dan bawah awan, atau antara awan dan permukaan bumi. Ketika perbedaan ini cukup besar, terjadi pelepasan energi dalam bentuk kilat, yang disertai suara guruh.

Proses pembentukan petir melibatkan interaksi kompleks antara udara, air, dan medan listrik, menciptakan fenomena alam yang kuat dan mengagumkan. (Z-12)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *